Rabu, 01 September 2010

Petisi 28 Nilai Pidato SBY Datar Soal Malaysia

JAKARTA - Petisi 28 menilai pidato presiden soal Malaysia nanti dipastikan datar dan tidak memiliki makna politik."Sangat menyedihkan politik diplomasi, bahkan menempatkan harga diri dan martabat sebagai sarana untuk barter yang membuat negara Indonesia menjadi ajang permainan bangsa lain," kata aktivis Petisi 28, Haris Rusly, Rabu, (1/9/2010).

Sebaliknya Haris menilai, bahwa senjata adalah alat diplomasi yang efektif. Karena diujung senjata ada titik kemerdekaan, kemandirian, dan kedaulatan bangsa. Tidak hanya itu saja, di balik senjata juga ada tentara yang siap melindungi negara, konstitusi, dan rakyat.

"Kemenangan di arena diplomatik sangat ditentukan oleh kemenangan dan keberanian negara mengarahkan alat perangnya. Dan presiden harus mengambil langkah dengan menggelar pasukan di perbatasan," tegasnya.

Tidak hanya itu, langkah terbaik lainnya adalah memutuskan hubungan dengan Malaysia dan kembali membukanya setelah pembicaraan dengan Malaysia memberi keuntungan bagi bangsa.

"SBY telah menyimpang dari sisi negara yang diperjuangkan, bahkan ketidakmampuannya memimpin telah menempatkan bangsa ini diinjak oleh negara tetangga,"pungkasnya.
(crl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar