Minggu, 04 Maret 2012

Ketika Tong Sampah Unik Tak Sesuai Peruntukannya


Tempat sampah baru dan sensasional ini baru saja sekitar dua minggu lalu dibuat hampir di seluruh pinggir ruas jalan di Pekanbaru. Pasca menimbulkan kontroversial, akibat di atas tempat sampah itu dibuat selembayung (identitas khas Melayu), kini dia menimbulkan permasalahan baru lagi. Tempat sampah yang dibuat masing-masing dua buah ini, yakni tempat sampah organik dan non porganik, agaknya keberadaanya tak terlalu berfungsi sebagaimana mestinya. Masyaarakat justru lebih memilih membuang sampah di sekitar tong sampah daripada di tong sampah itu sendiri.

“Bentuknya unik. Tapi saya tak tahu apa maksud tong sampah organik dan non organik. Saya tahunya, sampah ya sampah saja. Dari pada saya salah, lebih baik saya buang saja dis sekitar tong sampah itu,” kata Husin Saleh, Minggu (4/3/2012) di Pekanbaru.

Husin juga tidak mengetahui apa arti “push“ yang tertera di tong sampah. Padahal maksud dari tulisan itu adalah “didorong”, agar sampah yang akan dimasukkan di dalam tong sampah melalui pintu itu.

Ironisnya lagi, foto yang tertera di atas, sebelumnya tidak pernah ada tumpukan sampah. Namun, pasca dibuatnya tong

sampah tersebut, masyarakat jadi membuang sampah di sekitar tong sampah. Hampir di seluruh jalan yang dibuatkan tong sampah tersebut menimbulkan tumpukan sampah. Jadinya, Kota Pekanbaru banyak terdapat tumpukan sampah.

“Saya pun merasa aneh, kenapa beberapa minggu terakhir ini, Pekanbaru jadi banyak sampah. Padahal, sebelumnya, kotanya sangat bersih. Petugas kebersihan sebelumnya rutin mengangkut sampah, sekarang malah jarang sekali angkat sampah,” kata Eva Susanti, warga Jl. Paus, 36, Pekanbaru.

Hingga berita ini dimuat, tumpukan sampah di mana-mana masih saja terjadi. Tidak tahu persis apa faktor semua ini. Apakah, akibat masa transisi Wali Kota Pekanbaru yang lama, Syamsurizal ke Wali Kota yang baru, Firdaus MT?

Tujuh Kali Mendapatkan Piala Adipura
Kota Pekanbaru hingga akhir 2011 lalu masih terkenal sebagai kota terbersih. Pasalnya, selama tujuh tahun berturut-turut, Kota Pekanbaru mendapatkan Piala Adipura dari pemerintah pusat sebagai Kota Besar Terbersih di Indonesia. Melihat fenomena ini, diprediksi, Pekanbaru tak mendapatkan penghargaan itu kembali. Karena, ada perubahan sangat dahsyat dari kondisi kebersihan di Pekanbaru.

“Kalau saya prediksi, pesimis bisa mendapatkan lagi Piala Adipura. Selain Pekanbaru kotor, juga sebahagian besar ruas jalannya sangat bau, akibat terlalu lama sampah tak diangkut oleh petugas kebersihan,” jelas Marion, warga jalan Hang Tuah, Pekanbaru.

Namun, Pemko Pekanbaru merasa tetap optimis bisa meraih Adipura di tahun 2012 ini. Melalui program 100 hari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru yang baru, Firdaus-Ayat, akan mengatasi masalah sampah di Pekanbaru. Firdaus-Ayat dilanitik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru pada tanggal 26 Januari 2012 di Pekanbaru.(Parlindungan)

1 komentar: