INILAH.COM, Jakarta – Astronom Rusia Andrei Finkelstein menegaskan keberadaan makhluk luar angkasa merupakan hal nyata. Ia mengklaim, manusia akan menemui kehidupan asing itu dua dekade mendatang. Finkelstein yang merupakan Direktur Applied Astronomy Institute Russian Academy of Sciences di St. Petersburg menyatakan, asal muasal kehidupan, tak terelakkan layaknya formasi atom. “Terdapat hukum dasar bagi semesta,” ujar Finkelstein seperti dikutip Interfax. Hukum dasar memungkinkan kehidupan cerdas berkembang di Bumi. Selain itu, lanjutnya, mereka harus memunculkan kehidupan cerdas di tempat lain juga, lanjutnya lagi. Dalam beberapa tahun, Finkelstein mengaku para astronom berhasil menemukan lebih dari seribu planet yang terletak di ‘zona hunian’ atau daerah dengan suhu yang tepat agar air cair bisa ada. Finkelstein mengatakan, kehidupan bisa muncul di planet tersebut jika ada air. Ia pun menduga, Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) atau upaya dunia mendeteksi sinyal radio dan optik yang dikirim alien, akan menemukan contoh kehidupan dalam dua dekade mendatang. Agar prediksi Finkelstein bisa menjadi nyata, kondisi tertentu harus dipenuhi. Pertama adalah adanya planet berperadaban alien yang mampu mentransmisikan radio berdaya tinggi atau sinyal optik dengan cara manusia. Peradaban itu harus ada dalam 20 tahun cahaya dari Bumi dan menyiarkan sinyal itu mulai hari ini atau lebih cepat, agar bisa mencapai Bumi dalam 20 tahun cahaya. Selain iti, kehidupan cerdas ini harus berbentuk humanoid. “Manusia berevolusi sesuai hukum-hukum alam Bumi, alien pun begitu. Seperti manusia, alien memiliki dua lengan, dua kaki dan kepala namun warna kulit berbeda”. Meski mendeteksi kehidupan lain di kosmos ini terdengar sulit, ternyata beberapa astronom yakin prediksi 20 tahun Finkelstein realistis. Faktanya, ada persamaan yang memperhitungkan semua kondisi untuk mencari kehidupan di planet lain. Menurut persamaan ini, 20 tahun merupakan perkiraan kapan manusia bisa menemukan kehidupan itu. Astronom senior Seth Shostak di SETI Institute memperkirakan, kehidupan cerdas ini bisa ditemukan dalam 25 tahun, di makalah yang ia tulis lima tahun lalu. “Mungkin Finkelstein membaca makalah saya,” ujar Shostak. Ia pun setuju manusia akan mendeteksi sinyal asing dalam dua dekade. Selama 50 tahun, Shostak mengaku, SETI Institute mengarahkan teleskop radionya pada beberapa ribu sistem bintang. Dengan asumsi teknologi akan terus membaik, ia memperkirakan bisa memeriksa sejuta bintang dalam dua dekade. Salah satu dari sejuta itu memiliki planet yang dihuni kehidupan cerdas yang mampu mentransmisikan sinyal yang cukup kuat untuk dideteksi. Ini mengikuti Persamaan Drake, sebuah formula ciptaan Frank Drake yang memperhitungkan berbagai faktor untuk menentukan jumlah peradaban cerdas dan transmisi sinyal di galaksi. Drake dan Shostak memperhitungkan, ada 10 ribu peradaban mentransmisikan sinyal di waktu tertentu. Meski begitu, Shostak tak sependapat alien berwujud kecil berwarna hijau. “Fakta manusia punya dua lengan dan dua kaki merupakan konsekuensi masa lalu evolusi manusia”. Alien cerdas mungkin memiliki kepala dan pelengkap. “Memiliki kepala tampak menjadi hal baik. Banyak organisme memiliki kepala dan tampak menjadi model yang sangat efisien. Memiliki pelengkap juga penting. Jika alien merupakan lumba-lumba, makan alien tak akan membuat pemancar radio,” tutup Shostak. [vin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar